Banyak anak sekolah yang menghabiskan sebagian besar waktunya duduk di kelas atau di depan layar. Oleh karena itu, penting bagi guru dan orang tua untuk menciptakan cara-cara yang menyenangkan agar anak-anak tetap aktif bergerak. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan permainan sederhana di sela pelajaran, seperti lompat tali, peregangan ringan, atau lomba kecil yang melibatkan gerakan tubuh. Aktivitas seperti ini tidak hanya menyegarkan pikiran, tetapi juga membantu anak kembali fokus belajar.
Di rumah, orang tua juga dapat berperan dalam mendorong aktivitas fisik dengan cara yang menyenangkan. Misalnya, berjalan kaki bersama setelah makan malam, bermain sepeda di sekitar lingkungan, atau membantu anak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga. Aktivitas keluarga yang melibatkan gerakan tidak hanya menyehatkan, tetapi juga mempererat hubungan emosional antara anak dan orang tua. Ketika aktivitas fisik dilakukan bersama-sama, anak akan merasa lebih termotivasi dan senang melakukannya.
Selain itu, penting untuk membuat aktivitas fisik terasa seperti permainan, bukan kewajiban. Guru dapat mengubah pelajaran olahraga menjadi kegiatan eksploratif seperti “peta gerak” atau “tantangan kebugaran mingguan.” Dengan pendekatan ini, anak-anak tidak merasa tertekan, melainkan bersemangat untuk berpartisipasi. Jika aktivitas fisik dipandang sebagai hal yang menyenangkan, maka kebiasaan hidup aktif akan terbentuk secara alami sejak usia dini dan bertahan hingga dewasa.
